Network Layer
Fungsi dan Tugas Network Layer :
Network layer berfungsi untuk
pengendalian operasi subnet. Masalah desain yang penting adalah bagaimana
caranya menentukan route pengiriman paket dari sumber ke tujuannya. Route dapat
didasarkan pada table statik yang “dihubungkan ke” network. Route juga dapat
ditentukan pada saat awal percakapan misalnya session terminal. Terakhir, route
dapat juga sangat dinamik, dapat berbeda bagi setiap paketnya. Oleh karena itu,
route pengiriman sebuah paket tergantung beban jaringan saat itu. Bila pada saat yang sama dalam sebuah subnet terdapat
terlalu banyak paket, maka ada kemungkinan paket-paket tersebut tiba pada saat
yang bersamaan. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya bottleneck. Pengendalian
kemacetan seperti itu juga merupakan tugas network layer.
Karena operator subnet mengharap
bayaran yang baik atas tugas pekerjaannya. seringkali terdapat beberapa fungsi
accounting yang dibuat pada network layer. Untuk membuat informasi tagihan,
setidaknya software mesti menghitung jumlah paket atau karakter atau bit yang
dikirimkan oleh setiap pelanggannya. Accounting menjadi lebih rumit, bilamana
sebuah paket melintasi batas negara yang memiliki tarip yang berbeda.
Perpindahan paket dari satu
jaringan ke jaringan lainnya juga dapat menimbulkan masalah yang tidak sedikit.
Cara pengalamatan yang digunakan oleh sebuah jaringan dapat berbeda dengan cara
yang dipakai oleh jaringan lainnya. Suatu jaringan mungkin tidak dapat menerima
paket sama sekali karena ukuran paket yang terlalu besar. Protokolnyapun bisa
berbeda pula, demikian juga dengan yang lainnya. Network layer telah mendapat
tugas untuk mengatasi semua masalah seperti ini, sehingga memungkinkan
jaringan-jaringan yang berbeda untuk saling terinterkoneksi.
Lapisan transpor bertanggung jawab untuk
menyediakan layanan-layanan yang dapat diandalkan kepada protokol-protokol yang
terletak di atasnya. Layanan yang dimaksud antara lain:
1. Mengatur
alur (flow control) untuk menjamin bahwa perangkat yang mentransmisikan data
tidak mengirimkan lebih banyak data daripada yang dapat ditangani oleh
perangkat yang menerimanya.
2. Mengurutkan
paket (packet sequencing), yang dilakukan untuk mengubah data yang hendak
dikirimkan menjadi segmen-segmen data (proses ini disebut dengan proses
segmentasi/segmentation), dan tentunya memiliki fitur untuk menyusunnya
kembali.
3. Penanganan
kesalahan dan fitur acknowledgment untuk menjamin bahwa data telah dikirimkan
dengan benar dan akan dikirimkan lagi ketika memang data tidak sampai ke
tujuan.
4. Multiplexing,
yang dapat digunakan untuk menggabungkan data dari bebeberapa sumber untuk
mengirimkannya melalui satu jalur data saja.
5. Pembentukan
sirkuit virtual, yang dilakukan dalam rangka membuat sesi koneksi antara dua
node yang hendak berkomunikasi.
Contoh penggunaan dari Lapisan
Network Layer :
B-router
Network components :
- Brouter
- Router
- Frame Relay Device
- ATM switch
- Advanced Cable Tester
Protocols :
- IP; ARP; RARP, ICMP; RIP; OSFP;
- IGMP;
- IPX
- NWLink
- NetBEUI
- OSI
- DDP
- DECnet
Network layer
berfungsi untuk pengendalian operasi subnet. Masalah desain yang penting adalah
bagaimana caranya menentukan route pengiriman paket dari sumber ke tujuannya.
Route dapat didasarkan pada table statik yang “dihubungkan ke” network. Route
juga dapat ditentukan pada saat awal percakapan misalnya session terminal.
Terakhir, route dapat juga sangat dinamik, dapat berbeda bagi setiap paketnya.
Oleh karena itu, route pengiriman sebuah paket tergantung beban jaringan saat
itu.
Arti istilah Brouter dianggap
berkaitan erat dengan pengertian berikut :
Suatu alat
penghubung jaringan yang mengkombinasikan fungsi router dan bridge. Alat ini
mengatur lewatnya data sesuai dengan protokol yang dipakai dan menjembatani
semua lalu lintas data lain.
Sumber
{ 1 comments... read them below or add one }
mantap sih ini min
solder uap
Post a Comment